Senin, 18 April 2011

makalah quw

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja sebagai periode dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Istilah remaja dikenal dengan istilah “adolesence”, berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab rentang waktu yang dibutuhkan remaja untuk menjadi dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan definisi remaja secara umum.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi dalam masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide yang cermelang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Dan kalau boleh dibilang pacaran bak makan kacang rebus saat nonton sepak bola. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum memperoleh identitas diri yang lengkap atau hal tersebut mampu membuat rasa percaya diri raib ditelan bumi.
Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan suatu fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi pacaran akan sangat sulit dan itu terkadang tergantung dari pola pikir masing - masing remaja yang sedang pacaran. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai lebel ” saya punya pacar dan dapat mendongkrak rasa percaya diri (PD) “. Atau pacaran adalah suatu hal yang penting, karena dengan pacaran kita punya seseoarang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.








B. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah kali ini, penulis akan membahas tentang:
1. Pengertian pacaran dikalangan remaja.
2. Batasan dalam pacaran sehat.
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja.
4. Pengaruh buruk perilaku pacaran tidak sehat.
5. Kiat-kiat dalam berpacaran sehat.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain :
1. Agar pembaca mengetahui arti pacaran dikalangan remaja.
2. Agar pembaca mengetahui batasan – batasan dalam pacaran sehat.
3. Agar pembaca mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja.
4. Agar pembaca khususnya remaja menghindari pacaran tidak sehat.
5. Dalam menghindari pacaran tidak sehat ada beberapa kiat untuk berpacaran sehat bagi para remaja.

D. Ruang Lingkup
Laporan ini selain untuk melengkapi tugas akhir semester juga ditujukan kepada para remaja yang salah mengaggap arti kata pacaran. Bahkan pacaran sekarang ini menjadi gaya hidup tersendiri bagi para remaja dan merupakan hal yang lumrah.
Untuk itu penulis mengangkat tulisan ini yang ditujukan kepada pembaca yang khususnya para remaja. Penulis hanya melakukan penelitian kepada remaja pada umumnya yang berpacaran dan realitas yang banyak terjadi dimasyarakat.









E. Metode Penelitian

Adapaun metode yang digunakan penulis dalam menulis laporan ini adalah :
1. Metode Observasi
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang sesuai dengan judul dan bukti-bukti tertulis yang berisikan keterangan yang dijadikan sebagai obyek.
2. Metode Perpustakaan
Dalam metode ini penulis menggunakan buku dan membacanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan judul.

F. Sistematika Karya Tulis
Untuk memudahkan pembaca memahami isi laporan secara keseluruhan, maka penulis memberikan sistematika laporan dan sebelum membahas satu persatu dari bab-bab yang ada dalam laporan ini terlebih dahulu akan dijumpai:
BAB 1 : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika karya tulis.
BAB 2 : Berisi tentang arti pacaran dikalangan remaja, alasan remaja dalam berpacaran, gaya pacaran remaja, pacaran sehat remaja, kriteria pacaran sehat, dampak pacaran tidak sehat dan kiat=kiat pacaran sehat.
BAB 3 : Penutup merupakan penutup dari laporan yang menguraikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA















BAB II
PACARAN DIKALANGAN REMAJA

A. Arti Pacaran Dikalangan Remaja
Di jaman ini pacaran telah menjadi semacam life style / gaya Hidup baru bagi remaja dan merupakan hal yang lumrah. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah. Remaja belum memiliki orientasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtuanya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja.
Celakanya, gaya pacaran remaja dizaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semustinya mereka lakukan.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.

B. Alasan Remaja Dalam Pacaran
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi dalam masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide yang cermelang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Dan kalau boleh dibilang pacaran bak makan kacang rebus saat nonton sepak bola. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum memperoleh identitas diri yang lengkap atau hal tersebut mampu membuat rasa percaya diri raib ditelan bumi.
Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan suatu fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi pacaran akan sangat sulit dan itu terkadang tergantung dari pola pikir masing - masing remaja yang sedang pacaran. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai lebel ” saya punya pacar dan dapat mendongkrak rasa percaya diri (PD) “. Atau pacaran adalah suatu hal yang penting, karena dengan pacaran kita punya seseoarang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Bila dilihat dari sudut pandang Psikologi tumbuh kembang remaja, perubahan tersebut diawali dengan terjadinya menstruasi pertama sekali pada seorang anak perempuan, tumbuh payudara, rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut, suara semakin nyaring, mulai tertari dengan lawan jenis dan mimpi basah pada seorang anak laki-laki, tumbuh jakun, suara semakin baritone, tumbuh rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut dan mulai tertarik dengan lawan jenis.Dari sebuah ketertarikan yang dialami remaja terhadap lawan jenisnya dan merupakan suatu hal alami dan wajar remaja mulai taksir menaksir yang jika ikrar cinta terucapkan dan tersambut dengan rapi berarti bendera pacaran mulai dikibarkan.

C. Gaya Pacaran Remaja
Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan ALLAH SWT yang tidak mampu di kelola remaja secara benar dan pada saat yang seharusya dilakukan, hal ini sering menyebabkan kekeliruan yang fatal. Gaya pacaran kearah yang negatif seperti Kissing, nkeneki’, petting dan intercourse menjadi beberapa gaya pacaran remaja awal, pertengahan dan remaja dewasa sekarang ini. Sebagian remaja tidak tahu dari efek yang dilakukan karena minimnya informasi tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu efek dari gaya pacaran yang negatif seperti gaya pacaran Foto close up dan kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau boleh diistilahkan dengan kata Pacaran tidak sehat. Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk berpegangan tangan, mencium dahi yang konon katanya sich sebagai tanda kasih sayang. Tapi. kadang kala ciuman didahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. Bagaikan berenang di air yang deras lama-lama juga terseret arus.
Sama halnya dengan ciuman - ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi, dari pipi berlanjut kebibir dari bibir berlanjut keleher dari leher berlanjut ke sekwilda (sekitar wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto Close up dan selanjutnya bisa terjadi aktifitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card ( melakukan hubungan seksualitas ) dikalangan remaja. Akhirnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kalau sampai terjadi kehamilan diluar nikah lalu pacar laki-lakinya tidak mau bertanggung jawab, sementara perut si perempuannya semakin membesar dari hari - kehari mau dikemanakan hasil dari gaya pacaran yang tidak sehat tersebut. Aborsi, mungkin akan terlintas dalam pemikiran. Sementara aborsi sangat beresiko tinggi. Bahkan salah-salah bisa menyebabkan kematian pada calon ibu. Apalagi aborsi yang dilakukan sendiri dengan minum ramuan-ramuan tradisional dan pijatan-pijatan yang sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukun yang tidak mendapatkan pengetahuan medis, yang cara pengugurannya sungguh mengerikan, yaitu dengan urutan-urutan yang kuat dan mengunakan peralatan yang tidak steril. Yang juga bisa menyebabkan kematian. Jadi begitu mengerikan akibat dari pacaran yang tidak sehat.

D. Pacaran Sehat Dikalangan Remaja
Pacaran sehat adalah suatu proses pacaran dimana keadaan fisik, mental dan sosialnya dalam keadaan baik. Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum hawa. Pada intinya dilarang kontak dalam bentuk kekerasan fisik. Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan pasangan agar tetap sehat juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya menguntungkan satu sama lain.
Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif.
Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.
1. Pacaran Tidak Mengikat
Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan malam selalu bersama pacar dapat membahayakan. Kita bisa tidak punya teman dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya. Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.

2. Tidak Melakukan Hubungan Seksual Pada Waktu Pacaran
Secara biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme.
Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam berpacaran tentunya sangat diperlukan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
• Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang
• Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
 Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
 Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
 Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
 Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif.



E. Kriteria Pacaran Sehat
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik memang lebih kuat, bukan berarti cowok dapat seenaknya menindas kaum cewek.
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian, dan juga keterbukaan. Kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat sosial
Pacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya hubungan sosial dengan yang lain tetap harus dijaga dan kita tidak selalu fokus hanya pada pacar saja.
4. Sehat seksual
Secara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko.

F. Pengaruh Buruk Pacaran Tidak Sehat
 Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
 Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
 Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
 Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
 Terkena penyakit menular seksual (PMS)
 Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
 HIV/AIDS
 Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
 Meninggal dunia

G. Kiat-Kiat Pacaran Sehat
Jika tak ingin pacaran tidak sehat terjadi pada dirimu maka beberapa hal yang perlu kalian resapi dan pertimbangkan diantaranya:
• Kasih sayang, setia
• Jangan melakukan tindakan kekerasan
• Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
• Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
• Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
• Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
• Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
• Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
• Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).
Untuk menjaga hubungan pacaran kalian menjadi tetap awet dan aman kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang akan kita lakukan ada dasar dan jelas tujuannya. Dalam pacaran, bukan tak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Hal tersebut wajar saja, asalkan bisa tetap saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing. Sikap saling pengertian sangat diperlukan dalm proses ini. Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain

















BAB III
PENUTUP

Dengan memanjatkan puji syukur atas rahmat serta hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas untuk menyusun Karya Tulis ini guna dapat menyelesaikan tugas untuk memenuhi tugas akhir semester.
Untuk menulis laporan ini penulis memperoleh data-data atau laporan ini dari buku-buku yang penulis baca. Uraian-uraian tersebut dapat dilihat dari halaman-halaman yang telah terlampir dimuka, walaupun uraian tersebut masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, namun penulis merasa puas kerena dapat menambah pengatahuan.
Sebagai penutup laporan ini, penyusun akan memberikan sedikit kesimpulan dan saran-saran dengan harapan agar dapat memberikan pandangan positif bagi pembaca.

A. Kesimpulan
Setelah penulis menulis laporan ini berdasarkan pengamatan, wawasan dan informasi yang penulis terima, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pacaran dalam remaja diperbolehkan tetapi harus tetap dibatasi, artinya tidak sebebas-bebasnya yang disebut pacaran sehat.
2. Pacaran tidak sehat dapat menimbulkan hal terburuk yang dapat merusak masa depan hingga berujung kematian.
3. Pacaran tidak sehat dapat dihindari dengan faktor lingkungan.

B. Saran-saran
1. Sebagai generasi muda jangan merusak masa depan dengan pacaran tidak sehat seperti yang telah dikemukakan oleh penulis.
2. Kita harus membatasi diri dari pergaulan bebas yang berakibat pada pacaran tidak sehat.

Demikianlah kesimpulan dan saran dari penulis, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.


Kudus,
Penyusun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar