Senin, 18 April 2011

makalah quw

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja sebagai periode dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif baru dalam kajian psikologi. Istilah remaja dikenal dengan istilah “adolesence”, berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang remaja tidaklah mudah, sebab rentang waktu yang dibutuhkan remaja untuk menjadi dewasa tidak dapat ditetapkan secara pasti. Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan definisi remaja secara umum.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi dalam masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide yang cermelang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Dan kalau boleh dibilang pacaran bak makan kacang rebus saat nonton sepak bola. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum memperoleh identitas diri yang lengkap atau hal tersebut mampu membuat rasa percaya diri raib ditelan bumi.
Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan suatu fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi pacaran akan sangat sulit dan itu terkadang tergantung dari pola pikir masing - masing remaja yang sedang pacaran. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai lebel ” saya punya pacar dan dapat mendongkrak rasa percaya diri (PD) “. Atau pacaran adalah suatu hal yang penting, karena dengan pacaran kita punya seseoarang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.








B. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah kali ini, penulis akan membahas tentang:
1. Pengertian pacaran dikalangan remaja.
2. Batasan dalam pacaran sehat.
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja.
4. Pengaruh buruk perilaku pacaran tidak sehat.
5. Kiat-kiat dalam berpacaran sehat.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain :
1. Agar pembaca mengetahui arti pacaran dikalangan remaja.
2. Agar pembaca mengetahui batasan – batasan dalam pacaran sehat.
3. Agar pembaca mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada remaja.
4. Agar pembaca khususnya remaja menghindari pacaran tidak sehat.
5. Dalam menghindari pacaran tidak sehat ada beberapa kiat untuk berpacaran sehat bagi para remaja.

D. Ruang Lingkup
Laporan ini selain untuk melengkapi tugas akhir semester juga ditujukan kepada para remaja yang salah mengaggap arti kata pacaran. Bahkan pacaran sekarang ini menjadi gaya hidup tersendiri bagi para remaja dan merupakan hal yang lumrah.
Untuk itu penulis mengangkat tulisan ini yang ditujukan kepada pembaca yang khususnya para remaja. Penulis hanya melakukan penelitian kepada remaja pada umumnya yang berpacaran dan realitas yang banyak terjadi dimasyarakat.









E. Metode Penelitian

Adapaun metode yang digunakan penulis dalam menulis laporan ini adalah :
1. Metode Observasi
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang sesuai dengan judul dan bukti-bukti tertulis yang berisikan keterangan yang dijadikan sebagai obyek.
2. Metode Perpustakaan
Dalam metode ini penulis menggunakan buku dan membacanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan judul.

F. Sistematika Karya Tulis
Untuk memudahkan pembaca memahami isi laporan secara keseluruhan, maka penulis memberikan sistematika laporan dan sebelum membahas satu persatu dari bab-bab yang ada dalam laporan ini terlebih dahulu akan dijumpai:
BAB 1 : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika karya tulis.
BAB 2 : Berisi tentang arti pacaran dikalangan remaja, alasan remaja dalam berpacaran, gaya pacaran remaja, pacaran sehat remaja, kriteria pacaran sehat, dampak pacaran tidak sehat dan kiat=kiat pacaran sehat.
BAB 3 : Penutup merupakan penutup dari laporan yang menguraikan kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA















BAB II
PACARAN DIKALANGAN REMAJA

A. Arti Pacaran Dikalangan Remaja
Di jaman ini pacaran telah menjadi semacam life style / gaya Hidup baru bagi remaja dan merupakan hal yang lumrah. Remaja mengalami perubahan fisik dan psikis pada masa-masa yang dilaluinya, dimana remaja ingin mencoba karena terdorong rasa ingin tahu mereka yang tinggi, Remaja memiliki banyak waktu senggang diantara jam kuliah atau pulang sekolah ataupun antara kuliah. Remaja belum memiliki orientasi materi karena kehidupannya masih serba ditanggung oleh orangtuanya, jadi tidak ada hal penting yang terlalu membebani pikiran remaja.
Celakanya, gaya pacaran remaja dizaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semustinya mereka lakukan.
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.

B. Alasan Remaja Dalam Pacaran
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi dalam masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide yang cermelang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Dan kalau boleh dibilang pacaran bak makan kacang rebus saat nonton sepak bola. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum memperoleh identitas diri yang lengkap atau hal tersebut mampu membuat rasa percaya diri raib ditelan bumi.
Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan suatu fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi pacaran akan sangat sulit dan itu terkadang tergantung dari pola pikir masing - masing remaja yang sedang pacaran. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai lebel ” saya punya pacar dan dapat mendongkrak rasa percaya diri (PD) “. Atau pacaran adalah suatu hal yang penting, karena dengan pacaran kita punya seseoarang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Bila dilihat dari sudut pandang Psikologi tumbuh kembang remaja, perubahan tersebut diawali dengan terjadinya menstruasi pertama sekali pada seorang anak perempuan, tumbuh payudara, rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut, suara semakin nyaring, mulai tertari dengan lawan jenis dan mimpi basah pada seorang anak laki-laki, tumbuh jakun, suara semakin baritone, tumbuh rambut ditempat-tempat tertentu selain rambut dan mulai tertarik dengan lawan jenis.Dari sebuah ketertarikan yang dialami remaja terhadap lawan jenisnya dan merupakan suatu hal alami dan wajar remaja mulai taksir menaksir yang jika ikrar cinta terucapkan dan tersambut dengan rapi berarti bendera pacaran mulai dikibarkan.

C. Gaya Pacaran Remaja
Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan ALLAH SWT yang tidak mampu di kelola remaja secara benar dan pada saat yang seharusya dilakukan, hal ini sering menyebabkan kekeliruan yang fatal. Gaya pacaran kearah yang negatif seperti Kissing, nkeneki’, petting dan intercourse menjadi beberapa gaya pacaran remaja awal, pertengahan dan remaja dewasa sekarang ini. Sebagian remaja tidak tahu dari efek yang dilakukan karena minimnya informasi tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu efek dari gaya pacaran yang negatif seperti gaya pacaran Foto close up dan kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau boleh diistilahkan dengan kata Pacaran tidak sehat. Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk berpegangan tangan, mencium dahi yang konon katanya sich sebagai tanda kasih sayang. Tapi. kadang kala ciuman didahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. Bagaikan berenang di air yang deras lama-lama juga terseret arus.
Sama halnya dengan ciuman - ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi, dari pipi berlanjut kebibir dari bibir berlanjut keleher dari leher berlanjut ke sekwilda (sekitar wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto Close up dan selanjutnya bisa terjadi aktifitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card ( melakukan hubungan seksualitas ) dikalangan remaja. Akhirnya terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kalau sampai terjadi kehamilan diluar nikah lalu pacar laki-lakinya tidak mau bertanggung jawab, sementara perut si perempuannya semakin membesar dari hari - kehari mau dikemanakan hasil dari gaya pacaran yang tidak sehat tersebut. Aborsi, mungkin akan terlintas dalam pemikiran. Sementara aborsi sangat beresiko tinggi. Bahkan salah-salah bisa menyebabkan kematian pada calon ibu. Apalagi aborsi yang dilakukan sendiri dengan minum ramuan-ramuan tradisional dan pijatan-pijatan yang sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukun yang tidak mendapatkan pengetahuan medis, yang cara pengugurannya sungguh mengerikan, yaitu dengan urutan-urutan yang kuat dan mengunakan peralatan yang tidak steril. Yang juga bisa menyebabkan kematian. Jadi begitu mengerikan akibat dari pacaran yang tidak sehat.

D. Pacaran Sehat Dikalangan Remaja
Pacaran sehat adalah suatu proses pacaran dimana keadaan fisik, mental dan sosialnya dalam keadaan baik. Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum hawa. Pada intinya dilarang kontak dalam bentuk kekerasan fisik. Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan pasangan agar tetap sehat juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya menguntungkan satu sama lain.
Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif.
Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.
1. Pacaran Tidak Mengikat
Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan malam selalu bersama pacar dapat membahayakan. Kita bisa tidak punya teman dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya. Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.

2. Tidak Melakukan Hubungan Seksual Pada Waktu Pacaran
Secara biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme.
Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam berpacaran tentunya sangat diperlukan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
• Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang
• Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
 Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
 Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
 Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
 Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif.



E. Kriteria Pacaran Sehat
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik memang lebih kuat, bukan berarti cowok dapat seenaknya menindas kaum cewek.
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa nyaman, saling pengertian, dan juga keterbukaan. Kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Yang paling penting adalah bagaimana kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat sosial
Pacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya hubungan sosial dengan yang lain tetap harus dijaga dan kita tidak selalu fokus hanya pada pacar saja.
4. Sehat seksual
Secara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko.

F. Pengaruh Buruk Pacaran Tidak Sehat
 Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
 Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
 Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
 Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
 Terkena penyakit menular seksual (PMS)
 Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
 HIV/AIDS
 Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
 Meninggal dunia

G. Kiat-Kiat Pacaran Sehat
Jika tak ingin pacaran tidak sehat terjadi pada dirimu maka beberapa hal yang perlu kalian resapi dan pertimbangkan diantaranya:
• Kasih sayang, setia
• Jangan melakukan tindakan kekerasan
• Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
• Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
• Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
• Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
• Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
• Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
• Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).
Untuk menjaga hubungan pacaran kalian menjadi tetap awet dan aman kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang akan kita lakukan ada dasar dan jelas tujuannya. Dalam pacaran, bukan tak mungkin kita menemukan perbedaan prinsip, beda batasan tentang apa yang boleh dan tak boleh dilakukan. Hal tersebut wajar saja, asalkan bisa tetap saling menghargai. Tiap orang punya hak untuk bicara terbuka termasuk mengungkapkan prinsip masing-masing. Sikap saling pengertian sangat diperlukan dalm proses ini. Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain

















BAB III
PENUTUP

Dengan memanjatkan puji syukur atas rahmat serta hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas untuk menyusun Karya Tulis ini guna dapat menyelesaikan tugas untuk memenuhi tugas akhir semester.
Untuk menulis laporan ini penulis memperoleh data-data atau laporan ini dari buku-buku yang penulis baca. Uraian-uraian tersebut dapat dilihat dari halaman-halaman yang telah terlampir dimuka, walaupun uraian tersebut masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, namun penulis merasa puas kerena dapat menambah pengatahuan.
Sebagai penutup laporan ini, penyusun akan memberikan sedikit kesimpulan dan saran-saran dengan harapan agar dapat memberikan pandangan positif bagi pembaca.

A. Kesimpulan
Setelah penulis menulis laporan ini berdasarkan pengamatan, wawasan dan informasi yang penulis terima, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pacaran dalam remaja diperbolehkan tetapi harus tetap dibatasi, artinya tidak sebebas-bebasnya yang disebut pacaran sehat.
2. Pacaran tidak sehat dapat menimbulkan hal terburuk yang dapat merusak masa depan hingga berujung kematian.
3. Pacaran tidak sehat dapat dihindari dengan faktor lingkungan.

B. Saran-saran
1. Sebagai generasi muda jangan merusak masa depan dengan pacaran tidak sehat seperti yang telah dikemukakan oleh penulis.
2. Kita harus membatasi diri dari pergaulan bebas yang berakibat pada pacaran tidak sehat.

Demikianlah kesimpulan dan saran dari penulis, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.


Kudus,
Penyusun

geografi

BENCANA ALAM DAN ANTISIPASINYA
A. Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
Gejala alam yang dapat menimbulkan bencana alam pada dasarnya mempunyai karakteristik umum, yaitu gejala awal, gejala utama, dan gejala akhir. Dengan demikian, jika kita dapat mengetahui secara akurat gejala awal suatu bencana alam, kemungkinan besar kita dapat mengurangi akibat yang ditimbulkannya.
B. Antisipasi Bencana Alam
1. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena gejala vulkanisme. yaitu peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Sebelum gunung berapi meletus, biasanya terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
• suhu sekitar kawah naik
• sumber air banyak yang mengering
• sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik)
• binatang yang ada di atas gunung tersebut banyak yang berpindah menuruni lereng karena terasa panas
• sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunun

Bila ada tanda-tanda gunung berapi akan meletus, ada beberapa antisipasi (usaha)untuk mengurangi bahaya dari bencana tersebut, antara lain:
• membuat terowongan-terowongan air pada kepundan (kawah) yang berdanau. Contohnya: terowongan di Gunung Kelud.
• menyebarkan informasi dan memberi peringatan dini dari hasil pemantauan pos-pos pengamatan gunung berapi.
• mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung berapi yang akan meletus.
2. Gempa bumi
Gempa bumi adalah gejala pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar ke permukaan bumi akibat adanya gangguan di kerak bumi (patah, runtuh, atau hancur).
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering melanda wilayah Indonesia, kira-kira 400 kali dalam setahun. Hal ini terjadi karena Indonesia dilalui oleh dua lempeng (sabuk) gempa bumi, yaitu lempeng Mediterania (Alpen-Himalaya) dan lempeng Pasifik.
Sampai sekarang manusia belum dapat meramalkan kapan suatu gempa akan terjadi. Besar kecilnya malapetaka yang terjadi sangat tergantung pada kekuatan (magnitudo) gempa itu sendiri serta kondisi daerah yang terkena gempa itu. Alat pengukur gempa bumi disebut seismograf, yang dinyatakan dalam skala Richter.
Antisipasi yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi. Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
• Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
• Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
• Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat terjadi gempa
• Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.
• Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
• Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
• Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
• Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
• Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
• Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
• Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
• Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
• Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
• Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
3. Tsunami
Tsunami adalah ombak besar yang terjadi setelah peristiwa gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut.
Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui satelit. Dengan diterapkannya sistem peringatan dini (early warning system), diharapkan masyarakat dapat melakukan evakuasi dengan cepat bila terjadi bencana tsunami.
Beberapa langkah dalam antisipasi dari bencana tsunami:
a. Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
4. Badai
Badai adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu planet, terutama yang mempengaruhi permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk. Badai dapat ditandai dengan angin yang kencang (badai angin), petir dan kilat (badai guruh), curahan lebat misalnya es (badai es) atau angin yang membawa suatu zat melalui atmosfer (seperti badai pasir, badai salju, dll).
Badai dapat menyebabkan runtuhnya bangunan, menenggelamkan kapal serta menumbangkan pohon, tiang listrik, menara dan lain sebagainya.
Beberapa macam badai yang perlu diketahui, diantaranya:
a. Tornado
Tornado merupakan badai angin yang sangat kencang dengan kelajuan 300-500 km/jam sehingga dapat menghancurkan benda-benda yang dilaluinya, baik di darat maupun di laut. Tornado dicirikan sebagai awan corong gelap membentuk gerakan spiral, bergantung pada awan cumulonimbus.

b. Badai tropis (Siklon tropis)
Siklon tropis adalah badai sirkuler yang menimbulkan angin kencang mampu merusakkan daerah sekitar 250 mil dari pusatnya. Siklon tropis menyebabkan kerusakan terutama oleh angin kencang, gelombang badai dan hujan lebat. Gelombang badai adalah naiknya permukaan laut sepanjang pantai secara cepat karena angin menggerakkannya ke pantai.

Sebutan siklon tropis bergantung pada lokasi kejadian. Di Atlantik dan Pasifik disebut hurricane, di Pasifik Barat disebut typhoon, di Australia disebut Willy. Setiap tahun muncul 80-100 siklon tropis, nama siklon tropis umumnya menggunakan nama-nama gadis, seperti: Anna, Carol, Debbie, Inez, Fiona, Wenda dan sebagainya.
c. Thunderstorm (Badai guruh)
Thunderstorm adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian ini adalah khas di daerah tropis pada musim pancaroba, terutama pada masa peralihan musim kemarau memasuki musim penghujan.
Thunderstorm (Badai guruh) merupakan suatu fenomena fisis atmosfer yang sering terjadi di Indonesia. Fenomena ini dapat menimbulkan korban jiwa akibat sengatan listrik pada waktu terjadi petir. Gejala terjadinya thundersorm adalah angin yang kencang disertai hujan yang deras kadang-kadang disertai hujan es, kilat dan halilintar.
Bencana alam badai dapat dipelajari dan diamati sehingga jika gejala awal dapat diamati dengan baik maka gejala utama dapat diantisipasi dengan demikian pertanyaan kapan, dimana, berapa besar dan berapa lama dapat dijawab. Hal ini mampu mengurangi jumlah korban akibat bencana tersebut.

5. Banjir
Hujan lebat yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan sungai tidak mampu lagi menampung air dalam jumlah yang banyak. Air sungai kemudian akan meluap dan membentuk genangan air yang disebut banjir.
Air sungai dapat meluap karena wilayah yang menjadi resapan air sudah berkurang. Meluapnya air sungai dapat terjadi akibat adanya penyumbatan aliran pada sungai tersebut.
Penyumbatan aliran sungai terjadi akibat perbuatan manusia. Pembuangan sampah ke sungai akan menyebabkan aliran sungai tidak lancar. Banyaknya bahan-bahan endapan yang ada di sungai juga dapat menghambat aliran sungai.
Bencana banjir disebabkan oleh buruknya sistem cuaca. Faktor meteorologis utama yang menyebabkan bencana banjir adalah hujan lebat, distribusi hujan dan durasi hujan. Faktor lain yang penting adalah sifat fisis permukaan tanah. Siklon tropis dapat mempengaruhi sistem cuaca di Indonesia, terutama peningkatan jumlah awan, curah hujan, angin, dan gelombang laut.
Penyebab bencana banjir yang terjadi karena ulah manusia adalah penggundulan hutan. Hutan yang gundul menyebabkan tanah tidak dapat menyerap dan menahan air bila terjadi hujan secara terus menerus, akibatnya air mengalir menggerus tanah yang dapat menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.
Banyak daerah di Indonesia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang disebut banjir bandang.
Untuk mengantisipasi bencana banjir banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya adalah :
a. membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
b. mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya tampung air.
c. membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai.
d. tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi penyerapan air.
e. tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah, hal ini pula dapat menyebabkan tanah longsor.
f. membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai, tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.
6. Kekeringan
Perlu dibedakan antara kekeringan (drought) dan kondisi kering (aridity). Kekeringan adalah kesenjangan antara air yang tersedia dengan air yang diperlukan, sedangkan ariditas (kondisi kering) diartikan sebagai keadaan jumlah curah hujan sedikit.
Kekeringan (kemarau) dapat timbul karena gejala alam yang terjadi di bumi ini. Kekeringan terjadi karena adanya pergantian musim. Pergantian musim merupakan dampak dari iklim. Pergantian musim dibedakan oleh banyaknya curah hujan. Pengetahuan tentang musim bermanfaat bagi para petani untuk menentukan waktu tanam dan panen dari hasil pertanian.
Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan. Pada saat kekeringan,sungai dan waduk tidak dapat berfungsi dengan baik. Akibatnya sawah-sawah yang menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga mengalami kekeringan. Sawah yang kering tidak dapat menghasilkan panen. Selain itu, pasokan air bersih juga berkurang. Air yang dibutuhkan sehari-hari menjadi langka keberadaannya.Kekeringan pada suatu kawasan merupakan suatu kondisi yang umumnya mengganggu keseimbangan makhluk hidup.
Kondisi kekeringan dapat ditinjau dari berbagai segi, diantaranya:
a. Kekeringan meteorologis (meteorological drought)
b. Kekeringan pertanian (agricultural drought)
c. Kekeringan hidrologis (hydrological drought)
d. Kekeringan sosial – ekonomi (socio – economic drought)
Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:
a. membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di musim kemarau. Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan,
b. membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
c. reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah menyerap air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim kemarau.





Kenapa di Indonesia Sering Terjadi Bencana? ini dia Jawabannya.
Sebelum dibahas mengenai bencana di Indonesia baiknya kita mengetahui mengenai Cincin Api Pasifik.
Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Daerah gempa berikutnya (5–6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
Daerah cakupan.

Beberapa daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat daya, berlawanan arah jarum jam):
Selandia Baru, Palung Kermadec, Palung Tonga, Palung Bougainville, Indonesia, Gunung Merapi, Filipina, Palung Filipina, Palung Yap, Palung Mariana, Palung Izu Bonin, Palung Ryukyu, Jepang, Gunung Fuji, Palung Jepang, Palung Kurile, Kam***a, Kepulauan Aleutia, Palung Aleutia, American cordillera, Alaska, Pacific Coast Range, British Columbia, Barisan Pegunungan Cascade, Gunung St. Helens, California, Meksiko, Palung Amerika Tengah, Guatemala, Nikaragua, Kolombia, Ekuador, Peru, Palung Peru-Chili Trench.


Kenapa gunung api meletus, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan lempengan bumi yang akhirnya mendesak Lava didalam bumi sehingga keluar melalui letusan gunung berapi. Selain memaksa keluarnya lava dari gunung api, pergeseran lempeng bumi juga akan menghasilkan gunung api baru seperti di Arab Saudi.

Gunung berapi di Arab Saudi.

Gempa ribuan kali itu terjadi tahun 2009. Melanda Harrat Lunayyir, daerah barat laut Arab Saudi, gempa itu mencenggangkan para ahli. Sebab di wilayah terpencil itu tak ada gunung berapi. Jadi sulit menemukan alasan mengapa gempa terjadi sesering itu.

Setahun lebih melakukan penelitian, para ahli itu menemukan alasan mengapa bumi sering bergoyang. Di bawah tanah di lokasi gempa itu, terdapat lava (cairan magma pijar) dengan jumlah yang luar biasa besar. Lava raksasa itulah yang diduga memantik rangkaian gempa.
Sebagaimana dilansir msnbc edisi 27 September 2010, para ilmuwan menyebutkan hamparan lava di daerah itu sangat luas. Saking luasnya hamparan lava itu menyebabkan daerah itu disebut sebagai “Provinsi Lava”. Dalam bahasa Arab, Harrat memang berarti hamparan lava.
Hamparan lapangan lava di dalam tanah itu mencapai sekitar 180.000 kilometer persegi. Lapangan lava itu terbentuk sejak 30 juta tahun lalu, atau sejak Saudi memisahkan diri dari Afrika, yang diduga menjadi salah satu pemicu terbentuknya Laut Merah.
Semula hampir semua ahli geologi menduga bahwa bagian barat laut Arab Saudi itu termasuk wilayah yang tenang. Tetapi, beberapa gempa bumi dan letusan gunung berapi yang terjadi belakangan ini mengubah segalanya. Daerah itu kini diduga sebagai lokasi vulkanik aktif.
Pada bulan April dan Juni 2009 lebih dari 30.000 gempa bumi melanda lapangan lava kuno itu. Sebanyak 19 gempa bumi tercatat sebesar 4 pada skala richter.
Puncaknya pada 19 Mei 2009, terjadi gempa berskala 5,4 skala richter yang menyebabkan dinding rumah warga kota Al Mandy mengalami kerusakan. Sensor gempa bahkan menyebutkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi letusan gunung berapi. Saat itu, pemerintah Arab Saudi mengevakuasi sekitar 40.000 penduduk dari lokasi.
John Pallister, vulkanologis dan Kepala US Geological Survey (USGS) untuk program bantuan bencana gunung api, mengatakan bahwa proses pembentukan Laut Merah masih berhubungan dengan rantai gunung berapi dan hamparan lava di bawah tanah itu.

Teori PANGEA.

Sebenarnya apa yang membuat pergeseran lempeng bumi ini? Mungkin ini sesuai dengan teori Pangea. Pangea adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5 buah benua).
Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.

Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman. Pada Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang.
Jadi benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru, New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).

Dan tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah “bertumbukan” dan proses nya telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika telah bertumbukan dengan daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua kota di bagian Mediteranian merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu telah tercatat pergerakan nya dalam 40 juta tahun terakhir (menurut data geologist).
Tanda-tanda lain pergerakan tersebut adalah Gunung Alpen Swiss dan pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga menyebabkan gempa bumi yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki. begitu pula Australia yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan pergerakan lempeng bumi tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara hingga membentur Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.

Awal terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika.
Jadi sangat dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi “pangea” selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).



Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya “ring of fire” atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru.
Mungkin itulah jawaban dari segi keilmuan atas pertanyaan kita, kenapa sering terjadi bencana di Indonesia. Namun sebagai hamba Allah SWT kita tidak tahu apa yang Beliau kehendaki. Hu Allah hu allam.
Inilah Sejarah Mengapa Indonesia Sering Terjadi Gempa dan Tsunami

Foto Citra Satelit peta Indonesia. (bmkg)
Sejak Tahun 1901-2000, 75 Kali Tsunami Terjadi di Indonesia
(jurnalberita.com) - Wilayah Indonesia, seperti yang disampaikan oleh sejumlah ahli di bidang geologi dan geografi, berlokasi di kawasan yang rawan gempa. Pasalnya, Indonesia terletak pada lajur sumber gempa bumi yang membentang sepanjang tidak kurang dari 5.600 km mulai dari Andaman sampai ke Busur Banda Timur.
Lajur kemudian menerus ke wilayah Maluku hingga Sulawesi Utara. Daerah-daerah sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, NTB dan NTT serta Maluku merupakan daerah rawan gempa bumi dan tsunami.
Gempa adalah sentakan asli pada kulit bumi sebagai gejala penggiringan dari aktifitas tektonisme maupun vulkanisme dan kadang-kadang runtuhan bagian bumi secara lokal.
Yang dapat dirasakan pada saat gempa bumi terjadi adalah getaran bumi tempat kita berada pada saat itu. Bumi bergoyang ke samping dan ke atas. Itulah gelombang gempa yang sampai ke tempat kita. Pada waktu mengalami gempa kita tidak tahu dari mana gempa itu datang, sehingga kita tidak tahu ke arah mana harus lari untuk menjauhi sumber gempa.
Dosen Fakultas MIPA Jurusan Fisika Universitas Tanjungpura M Hajianto, dalam salah satu artikel pada 9 Januari 2005, menjelaskan terdapat tiga gelombang gempa yaitu, Gelombang longitudinal, Gelombang Transversal dan Gelombang panjang atau gelombang permukaan.
- Gelombang Longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah dengan kecepatan 7 – 14 km per detik. Gelombang ini pertama dicatat dengan seismograf dan yang pertama kali dirasakan orang di daerah gempa, sehingga dinamakan gelombang primer.
- Gelombang Transversal yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatan 4 – 7 km per detik, dinamakan juga gelombang sekunder.
- Gelombang Panjang atau Gelombang Permukaan, yaitu gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5 – 3,9 km per detik. Gelombang inilah yang paling banyak menimbulkan kerusakan.
Dalam gempa bumi yang melanda kawasan Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya itu sempat mencuat isu tentang terjadinya tsunami. Tsunami memang menjadi peristiwa yang begitu traumatis bagi masyarakat Indonesia terutama sejak terjadinya peristiwa tersebut di Nias dan Aceh pada 26 Desember 2004.
Dalam 100 tahun terakhir pada periode 1901 -2000 saja, tidak kurang dari 75 tsunami terjadi di Indonesia. Sebanyak 85 persen bencana tsunami itu atau 64 peristiwa terjadi di wilayah timur Indonesia.
Bencana tsunami menyebabkan ribuan korban manusia, di antaranya adalah tsunami Flores 1992 (korban 2.100 orang), Banyuwangi 1994 (korban 238 orang), dan Biak 1996 (korban 160 orang).
Sejak tahun 1965 hingga 2000, Tsunami telah melanda sejumlah daerah di Indonesia yakni Seram, Maluku (1965); Tinambung, Sulawesi (1967); Tambu, Sulawesi (1968), Majene, Sulawesi (1969): Sumba (1977): Larantuka (1982); Flores (1992); Banyuwangi (1994); Palu (1996); Biak (1996); Taliabu, Maluku (1998); dan Banggai (2000).
Catatan The International Institute of Seismology and Earthquake Engineering, dalam kurun waktu 15 tahun, yaitu antara 1 Januari 1970 hingga 31 Desember 1984, telah terjadi 6148 kali gempa bumi yang besarnya 4-7 SR atau rata-rata terjadi 413 kali gempa dalam satu tahunnya.
Sedangkan gempa yang kuat atau memiliki besar lebih dari 5 SR sehingga dapat merusak bangunan, rata-rata terjadi satu hingga dua kali dalam setahun.
Pusat gempa bumi yang ada di Indonesia pada umumnya berada di sepanjang barat Pulau Sumatera, Selat Sunda, Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat-Timur, Maluku, sisi utara dan barat Papua dan Sulawesi terutama Sulawesi Utara.
Sedangkan dampak kerusakan bangunan akibat gempa kuat ialah bangunan penduduk, yaitu bangunan yang dibangun dengan metode konstruksi sederhana atau tradisional, tanpa menggunakan teknologi konstruksi dan analisa struktur bangunan yang tahan gempa.
Gempa bumi terhebat di dunia yang pernah terjadi:
- 26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
- 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah. (*/jb1)


Penyebab terjadinya bencana di Indonesia
Akhir akhir ini banyak terjadi bencana alam di Indonesia, seperti banjir, gunung meletus, dan gempa. Malah tanggal 26 kemarin kita dikirimin paket 2 kali bencana . Mau tau apa penyebabnya? Cekidott

1. Gunung Meletus dan Gempa bumi
Gunung meletus dan gempa bumi, memang bencana yang sering terjadi di Indonesia kita tercinta ini. Gunung Meletus dan Gempa bumi, semuanya disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik.



Pergerakan lempeng ini menyebabkan terbentuknya gunung berapi dan palung. Gunung-gunung berapi dan palung ini membentuk lingkaran api Pasifik atau cincin api Pasifik (Ring of Fire) dan sabuk Alpide. Disebut cincin api Pasifik karena merupakan barisan gunung berapi yang mengelilingi Samudra Pasifik. Daerah ini juga sering disebut sabuk gempa Pasifik karena daerah yang dilaluinya sering mengalami gempa.




Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang cincin api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Karena dilalui cincin api Pasifik dan sabuk Alpide inilah makanya di Indonesia sering terjadi gempa dan banyak memiliki gunung api yang masih aktif.


2. Banjir


Banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat
Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.
Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang.
Penyebab banjir - Diantara beberapa penyebab banjir adalah:
1. Ilegal Loging (Penebangan hutan liar)
2. Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air.
3. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah / hutan hutan yang baru di tebangi.
4. Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya, ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi penyebab-penyebab banjir yang lainya.





Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah:
Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh.
Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.

Bencana Alam di Indonesia Didominasi Banjir
Kamis, 4 Maret 2010 20:15 WIB | 9971 Views
Bandung (ANTARA News) - Bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang 2009 hingga 2010 didominasi akibat banjir dengan prosentase sebanyak 60 persen disusul oleh longsor, gempa bumi dan tsunami, demikian dikatakan Direktur Perbaikan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Untung Sarosa di Bandung, Kamis.

"Bencana alam yang terjadi kebanyakan diakibatkan oleh material air seperti halnya banjir dan untuk longsor meski tidak murni penyebabnya air namun sangat berkaitan erat khususnya saat curah hujan sangat tinggi," katanya.

Ia menjelaskan terjadinya pergeseran tanah juga cenderung diakibatkan oleh air meski harus dalam curah hujan yang sangat tinggi atau diatas 150 mm per hari.

"Rekahan yang terjadi akibat gempa mampu melongsorkan sebuah bukit setelah curah hujan sangat tinggi seperti halnya yang terjadi di Perkebunan Dewata, Pasirjambu, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu," ujarnya.

Selain air, kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan juga memicu terjadinya bencana alam di Indonesia. "Hal ini bisa terjadi karena dibawah tanah yang gembur terjadi penampungan-penampungan air yang pada batas waktu tertentu tanah tidak dapat menahan bebannya sehingga terjadi longsor," kata Untung.

Disaat terjadinya bencana, lanjut Untung, banyak korban yang berjatuhan tidak hanya manusia juga harta benda dan infrastruktur pelayanan umum. "Hal ini yang harus juga diperhatikan oleh Pemerintah Daerah khususnya yang memiliki jalur-jalur merah," ujarnya.

"Di Baleendah, Kabupaten Bandung sudah semestinya perumahan yang berada di bantaran sungai dibangun dengan cara rumah panggung dengan ketinggian tertentu sehingga dapat meminimalisasi jumlah kerugian nyawa dan materi," ujarnya.

Begitu pula di wilayah rawan longsor, rumah yang harus dibangun tidak berupa tembok yang langsung menempel ke tanah seharusnya dibuat rumah panggung sehingga air dapat terserap oleh tanah dan tidak membentuk bendungan-bendungan.

"Getaran tanah mampu merobohkan bangunan sehingga bakal menimbulkan korban jiwa seperti halnya di Nyalindung, Kabupaten Sukabumi dan Pasirjambu, ketegasan dan pengawasan pemda berperan penting dalam hal ini jika relokasi sulit dilakukan," ujarnya.

Menurut Untung, daerah-daerah di Indonesia yang rawan bencana alam diantaranya adalah Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur.
Bencana Gempa Bumi Terjadi Akibat Pemanasan Global
Gempa bumi besar berkekuatan 7,3 skala Richter terjadi lagi di Indonesia, tepatnya pada hari Rabu (2/9) pukul 14.55 WIB, berpusat di kedalaman 30 km di bawah Samudra Indonesia atau 142 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebelumnya kejadian gempa (sebagian diikuti dengan Tsunami) terjadi di DIY dan Jateng tanggal 27 Mei 2006 (5,9 skala Richter), Pangandaran, Jabar tanggal 17 Juli 2006 (6,8 skala Richter), Nias, Sumut tanggal 28 Maret 2005 (8,7 skala Richter) dan yang paling fenomenal terjadi di Aceh dan Sumut tanggal 24 Desember 2004 (9,0 skala Richter) yang diikuti Tsunami dengan korban jiwa sekitar 106.523 orang.
Mengapa gempa bumi sekarang ini sering terjadi? Apakah ada hubungannya dengan peristiwa Pemanasan Global dan Perubahan Iklim yang sedang kita alami sekarang ini?
Jawaban pertanyaan tersebut diungkapkan oleh seorang ahli geologi, Bill McGuire dari Hazard Research Center di University College London, seperti ditulis LiveScience, bahwa gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, dan tanah longsor, adalah bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim. Menurut Mc Guire, ada dua penyebabnya.
Yang Pertama, gangguan keseimbangan kerak Bumi. Lapisan es di kutub yang memiliki berat menekan kerak Bumi yang berada di bawahnya. Karena es mencair, kerak di bawahnya berusaha mencari keseimbangan baru. Pergeseran keseimbangan ini dapat memicu aktivitas magma di dalam kerak Bumi maupun aktivitas gempa bumi. “Pada akhir Zaman Es, tercatat adanya peningkatan besar-besaran aktivitas seismik bersamaan dengan penyusutan lapisan es di Skandinavia maupun tempat-tempat lain seperti itu dan memicu tanah longsor di bahwa laut yang pada akhirnya memicu tsunami,” ungkap Mc Guire.
Penyebab kedua, tekanan air laut. Suhu laut yang bertambah panas mengakibatkan air laut memuai. “Memuainya air laut ditambah es yang mencair ke dalam laut menekan kerak Bumi di bawahnya. Hal ini dapat menekan magma apapun yang ada di sekitarnya keluar dari gunung berapi sehingga memicu letusan,” urai Mc Guire. Mekanisme ini dipercaya menjadi penyebab letusan periodik Gunung Pavlof di Alaska yang meletus setiap musim dingin ketika permukaan air laut lebih tinggi. Mc Guire sendiri melakukan penelitian yang dimuat pada jurnal Nature pada tahun 1997.
Penelitian para ahli menunjukkan bahwa kekuatan perusakan oleh gempa bumi meningkat dengan laju yang sangat mengkhawatirkan dan kecenderungan ini terus berlanjut, kecuali masalah Pemanasan Global bisa diatasi secara menyeluruh dan dengan segera. Pengukuran yang dilakukan oleh NASA membenarkan bahwa Bumi menyerap setidaknya 0,85 Megawatt per km2 energi lebih banyak dari matahari daripada kemampuannya untuk memantulkan panas itu kembali ke luar angkasa, karena terhalang oleh lapisan Gas Rumah Kaca yang terakumulasi di atmosfer Bumi.
Kita kembali diberi peringatan oleh Tuhan melalui cobaan dalam bentuk bencana alam, agar lebih peduli terhadap keadaan Bumi yang semakin renta. Kerusakan alam dan lingkungan yang terjadi sebagian besar akibat ulah manusia sendiri. Dibutuhkan semangat dan kemauan yang kuat dari seluruh komponen warga Bumi agar laju kecepatan Pemanasan global dapat direduksi bahkan dihentikan dengan tindakan nyata sesegera mungkin. Tidak ada yang bisa menyelamatkan Bumi selain warga Bumi sendiri. Tidak ada tempat untuk sembunyi atau pindah ke luar Bumi, karena belum diketemukan planet layak huni seperti Bumi. Jadi sebelum bencana alam semakin sering terjadi, sebelum semakin banyak korban jiwa berjatuhan, sebelum udara dan air semakin langka di Bumi, ayo kita sungguh-sungguh ‘Sayangi Bumi’!


Penyebab Indonesia sering terjadi bencana khususnya gempa
Diposkan oleh Agung | Sabtu, 20 November 2010 | |

Jika dilihat sejarahnya, Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Pascameletusnya Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami besar di tahun 1883, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama satu abad terakhir. Bencana gempa dan tsunami besar yang terakhir terjadi pada akhir 2004 di Aceh dan sebagian Sumatra Utara. Lebih dari 150.000 orang meninggal dunia. Tapi gempa bumi terjadi hampir setiap tahun di Indonesia.

Setelah gempa Aceh di akhir 2004, pada 2005 Pulau Nias dan sekitarnya juga dilanda gempa dengan korban 1.000 orang. Akhir Mei 2006 ini, giliran Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi. Korban meningggal mencapai 5.000 orang lebih.
Hal ini tak terlepas dari kondisi geografis negara kita. Di mana kita terletak dalam jalur ring of fire kawasan Pasifik yang merupakan zona teraktif dengan deretan gunung vulkanis aktif di dunia. Cincin api Pasifik atau lingkaran api Pasifik itu merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer dan sering pula disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Diketahui sekitar 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, sebanyak 81 persen di antaranya yang terbesar terjadi di sepanjang cincin api Pasifik. Daerah gempa berikutnya (5-6 persen dari seluruh gempa dan 17 persen dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania, hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
Fakta itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu rangkaian daratan rawan bencana, mulai dari gempa bumi hingga letusan gunung berapi. Tapi di sisi lain, dampak positifnya menjadikan Indonesia sebagai daratan tersubur.
Selain terletak di jalur lingkaran api, Indonesia juga dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng itu sangat mungkin bergeser patah hingga menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mencatat, setidaknya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami.
Daerah-daerah itu di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Daerah lain di antaranya Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan Kaltim.
Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.
Penyebab Tanah Longsor di indonesia
Jika kamu tinggal di negara Indonesia tentu bencana yang sering melanda adalah banjir, gempa dan kalau tidak tanah longsor. Banyak akibat dari bencana ini yang mungkin dapat mengakibatkan kehilangan tempat tinggal dan kematian.
Bintang memang sampai detik ini belum pernah mengalami bencana tanah longsor. Karena tempat tinggal bintang memang sepertinya tidak memungkinkan hal itu terjadi, kecuali jika penyebabnya adalah gempa yang suangat Hebat.
Penyebab dari tanah longsor baik di indonesia maupun dunia:
Bencana tanah longsor ini dapat terjadi jika gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan.Gaya pendorong diakibatkan oleh oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Sedangkan penyebab gaya penahan adalah kekuatan batuan dan kepadatan tanah.
Ini semua dimulai saat musim kering yang panjang, pada saat itu terjadi penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Akibatnya terjadi rongga-rongga dalam tanah yang kemudian disusul adanya retakan dan rekahan di dalam tanah.
Di indonesia biasanya bencana tanah longsor terjadi pada bulan november. Tahu sendirikan di bulan itu intensitas curah hujan meningkat. Melalui tanah yang merekah pada musing kering itu, air hujan akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Ditambah sudut lereng yang terjal atau mencapai sekitar 180 derajat sehingga dapat menyebabkan tanah longsor. Dan sudah barang tentu akibat paling pahit akan dialami oleh orang yang tinggal di dekatnya.
Akibat dari Tanah longsor sebenarnya bisa dihindari seperti membuat vegetasi atau tidak tinggal di tempat penyebab bencana ini dapat terjadi. Masih banyak kok tanah untuk tempat tinggal yang layak di indonesia.






Jika dilihat sejarahnya, Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Pascameletusnya Gunung Krakatau yang menimbulkan tsunami besar di tahun 1883, setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami besar di Indonesia selama satu abad terakhir. Bencana gempa dan tsunami besar yang terakhir terjadi pada akhir 2004 di Aceh dan sebagian Sumatra Utara. Lebih dari 150.000 orang meninggal dunia. Tapi gempa bumi terjadi hampir setiap tahun di Indonesia.
Setelah gempa Aceh di akhir 2004, pada 2005 Pulau Nias dan sekitarnya juga dilanda gempa dengan korban 1.000 orang. Akhir Mei 2006 ini, giliran Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah diporakporandakan gempa bumi. Korban meningggal mencapai 5.000 orang lebih.
Hal ini tak terlepas dari kondisi geografis negara kita. Di mana kita terletak dalam jalur ring of fire kawasan Pasifik yang merupakan zona teraktif dengan deretan gunung vulkanis aktif di dunia. Cincin api Pasifik atau lingkaran api Pasifik itu merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 kilometer dan sering pula disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Diketahui sekitar 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, sebanyak 81 persen di antaranya yang terbesar terjadi di sepanjang cincin api Pasifik. Daerah gempa berikutnya (5-6 persen dari seluruh gempa dan 17 persen dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania, hingga ke Atlantika. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.
Fakta itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu rangkaian daratan rawan bencana, mulai dari gempa bumi hingga letusan gunung berapi. Tapi di sisi lain, dampak positifnya menjadikan Indonesia sebagai daratan tersubur.
Selain terletak di jalur lingkaran api, Indonesia juga dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng itu sangat mungkin bergeser patah hingga menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh dan Sumatra Utara.
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, mencatat, setidaknya ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami.
Daerah-daerah itu di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Daerah lain di antaranya Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua, serta Balikpapan Kaltim.
Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.